Home » » Sembarangan Pakai Tabir Surya Bisa Memicu Penyakit Endometriosis

Sembarangan Pakai Tabir Surya Bisa Memicu Penyakit Endometriosis

Written By kecamatan mlarak on Jumat, 11 Mei 2012 | 02.05

Jakarta - Penggunaan produk perlindungan seperti krim tabir surya perlu digunakan untuk menjaga kulit agar terhindar dari panas matahari yang menyengat. Tetapi, Anda perlu berhati-hati terhadap bahan tertentu yang terkandung dalam krim tabir surya yang diduga dapat menyebabkan penyakit endometriosis.

Berdasarkan studi baru yang dipublikasikan dalam jurnal ACS Environmental Science & Technology menyatakan bahwa penggunaan krim tabir surya yang mengandung bahan tertentu dapat meningkatkan risiko endometriosis. Endometriosis adalah peradangan yang terkait dengan hormon estrogen berupa pertumbuhan jaringan endometrium yang disertai perambatan pembuluh darah, hingga menonjol keluar dari rahim yang menyebabkan nyeri pada pinggang.

Beberapa tabir surya dan produk perawatan pribadi mengandung benzofenon (BP). Bahan tersebut sangat efektif menghalangi sinar ultraviolet yang berbahaya dari matahari. Tetapi sejumlah kecil BP dapat melewati kulit dan terserap ke dalam darah, di mana zat tersebut dapat meniru efek hormon estrogen dalam tubuh.

Perkembangan endometriosis pada 1 dari 10 wanita usia produktif dipengaruhi oleh kadar estrogen dalam tubuhnya. Tetapi, meskipun fakta-fakta tersebut terkait, para peneliti sampai sekarang belum dapat memastikan penggunaan tabir surya BP dapat meningkatkan kemungkinan endometriosis.

Oleh karena itu para peneliti menganalisis tingkat BP dalam urin 625 wanita yang menjalani operasi endometriosis. Peneliti menemukan bahwa wanita yang menderita endometriosis tersebut memiliki tingkat BP yang cukup tinggi yaitu 2,4 OH-BP.

"Wanita cenderung memiliki kadar BP yang tinggi selama musim panas dan penggunaan krim tabir surya. Hasil penelitian tersebut menimbulkan spekulasi bahwa paparan tingkat tinggi 2,4 OH-BP mungkin menjadi salah satu penyebab endometriosis," kata Kurunthachalam Kannan, salah seorang peneliti seperti dilansir dari medindia, Jumat (11/5/2012).

Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. kecamatan mlarak - All Rights Reserved